Mahasiswa Elektronika berpartisipasi dalam Konferensi TechinAsia

Kamis (12/11), mahasiswa Elektronika ikut berpartisipasi dalam serangkaian acara yang diselenggarakan oleh TechinAsia di Balai Kartini, Jakarta Selatan. TechinAsia adalah komunitas pelaku startup di lingkup Asia, sedangkan startup dalam hal ini adalah istilah yang digunakan dalam bisnis berbasis IT (Information Technologies) seperti aplikasi mobile, game mobile, dan Internet of Thing untuk menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Selain mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta, beberapa mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia juga ikut berpartisipasi antara lain ITS, IPB, Mercubuana, Universitas Ciputra, Universitas Brawijaya dan UIN Tangggerang Selatan. Tujuan dari agenda TechinAsia adalah untuk memperkenalkan kepada mahasiswa terutama yang belum lulus kuliah, tentang cara mendapatkan pekerjaan dalam dunia IT melaui startup dengan beberapa pembicara yang  telah jatuh bangun dalam mengembangkan startup.

                Acara pertama adalah pengenalan beberapa startup yang telah berjalan, seperti Cukur.com, CI (ColectiveIntellegence)-Agriculture dan CumaCeban. Cukur.com adalah aplikasi berbasis mobile yang menyelesaikan masalah antrian di tempat cukur, dengan aplikasi ini pelanggan dapat mengetahui jika tempat cukur tersebut sedang penuh antriannya atau tidak. CI-Agriculture adalah aplikasi berbasis IoT (Internet of Thing) yaitu aplikasi simulasi tanaman untuk membantu para petani dalam mengetahui interaksi tumbuhan dengan alam, melihat pertumbuhannya, sehingga dapat mengetahui kepastian produksi dan kepastian investasi. Sedangkan CumaCeban adalah game mobile dimana pengguna memainkan gamenya dan mendapatkan tiket yang nantinya dapat ditukar ditambah biaya sepuluh ribu dengan berbagai hadiah seperti iPhone, Speaker, Mp3 dan berbagai hadiah lainnya.

                Dilanjutkan dengan pemateri pertama Founder dan CEO Geek Hunter yaitu Ken RatriIswari. Geek Hunter adalah sebuah startup yang memberikan layanan perekrutan kerja di bidang IT, Selain sebagai konsultan bagi perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja, Geek Hunter juga memberikan informasi lowongan pekerjaan di bidang IT. Dalam sesi ini Ken memberikan materi tentang “How to get Hired – the skills you need to have”. Ken menjelaskan dan memberikan tips tentang bagaimana cara agar dapat diterima dalam sebuah perusahaan dan keahlian apa saja yang dibutuhkan. Menurut Ken, hal yang sangat dibutuhkan oleh kebanyakan perusahaan adalah softskills. “You work with people not with computers” ujar Ken kepada mahasiswa.

                Materi kedua dibersamai dengan dua orang pemateri yaitu Kevin Mintaraga yang merupakan Founder dan CEO Bride Story dan Steven Kim, Co-Founder dan CEO Qraved.com. Bride Story adalah platform untuk profil dan portofolio vendor pernikahan. Pengguna dapat mencari vendor berdasarkan hal-hal yang mereka butuhkan – seperti perlengkapan pernikahan, perhiasan, dan fotografi – serta berdasarkan lokasi atau harga. Sedangkan Qraved.com adalah aplikasi untuk memudahkan pengguna dalam mencari makanan. Kedua pemateri menyampaikan materi atau pengalaman mereka tentang bagaimana membangun sebuah startup, mendapatkan ide untuk membuat startup dan mempertahankan startup tersebut dengan selalu melakukan inovosi-inovasi.

                Ide-ide biasanya selalu didapatkan secara tidak sengaja, misalnya Kevin Mintaraga mendapatkan ide untuk membangun startup Bride Story ketika kesusahan mencari jasa untuk mengatur pernikahannya sedangkan Steven Kim mendapatkan ide untuk membangun startup Qraved.com karena kebiasaan seseorang yang selalu bingung untuk makan apa dan makan dimana. Menurut kedua pembicara ide-ide yang  dimiliki meskipun sederhana namun itu dapat membantu masyarakat secara luas. Untuk masalah ide, kedua pembicara sepakat, bahwa mahasiswa jangan takut untuk memulai mengembangkan ide ke dalam bisnis startup dari sekarang dan jangan takut untuk bermimpi besar.

                Setelah materi kedua selesai, mahasiswa diajak untuk berkeliling area TechinAsia. Dalam acara TechinAsia, terdapat booth startup sekitar 250 startup di Asia dimana terdapat beberapa startup yang memasang stiker “hiring” yang berarti sedang mencari pekerja, mahasiswa dapat berbincang-bincang dan sekaligus dapat mencoba untuk melamar pekerjaan, terdapat juga berbagai stage-stage seperti Mobile Stage, Developer StageMain Stage, Fin-Tech Stage, dan Marketing Stage. Selain itu, terdapat juga startup dating yaitu area untuk para startup yang membutuhkan dana dari investor.

                Menurut Jumiyati salah satu peserta dari UNY, mengatakan bahwa acara yang diselenggarakan oleh TechinAsia sangat bermanfaat “Acara yang luar biasa, banyak ilmu  yang didapatkan seperti bagaimana cara mendapatkan ide untuk membangun sebuah startup. Selain itu, banyak booth startup-startup yang menambah inspirasi, harapannya, besok saya bisa ikut lagi dan membangun sebuah startup” ujar Jumiati, mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika UNY. (afr/nur/mim)