Presentasikan Soil Moisture Measurement Equipment Design; Mahasiswa PT Elektronika Raih Juara 1 pada Event SCIENTIST

Hernawan Prabowo dan Linda Noviasari, 2 orang mahasiswa Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik UNY kembali menorehkan prestasi dalam ajang tingkat nasional. Mereka meraih Juara 1 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) SCIENTIST (Soil Science in Action for Environmental Sustainability) 2016 HIMAHITA FAPERTA UNEJ 2016.
Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) SCIENTIST Tingkat Nasional 2016 diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember merupakan lomba karya tulis ilmiah dengan tema “Inovasi Dunia Pertanian dalam Menghadapi Perubahan Iklim”. Kesepuluh finalis terdiri dari berbagai universitas diantaranya adalah 1 finalis dari Universitas Negeri Yogyakarta, 1 dari Institut Teknologi Sepuluh November, 1 dari Universitas Diponegoro, 2 dari Universitas Sebelas Maret, 1 dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 1 dari Universitas Tanjungpura Pontianak, 1 dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta dan 2 finalis dari tuan rumah Universitas Jember.
Kompetisi ini dimulai dari tanggal 20-23 Oktober 2016. Pada tanggal 20 Oktober 2016 finalis melakukan Tehnical Meeting (TM) dengan panitia. Dilanjutkan dengan presentasi yang dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2016 dengan dinilai oleh 3 orang juri yang berkompeten di bidangnya. Pada tanggal 22 Oktober 2016 finalis diwajibkan untuk mengikuti kegiatan Seminar Nasional Ilmu Tanah. Adapun tema dalam seminar ini adalah “Inovasi Dunia Pertanian dalam Menghadapi Perubahan Iklim.”
Pada kompetisi ini kami menciptakan alat yang kami beri nama “SOMMEQ DESIGN” (Soil Moisture Measurement Equipment Design) Sebuah Piranti Cerdas Berbasis IoT (Internet Of Things) Sebagai Monitoring Dan Kontroling Jarak Jauh Kelembaban Tanah. Alat ini mampu mendeteksi tingkat kelembaban tanah untuk berbagai macam jenis tanaman kemudian melaporkan hasil tingkat kelembaban pada tanaman tersebut ke smartphone. Alat ini tidak hanya mampu memberikan informasi tingkat kelembaban tanah (Monitoring) namun yang terpenting alat ini juga mampu mengontrol tingkat kelembaban tanah dan jumlah air yang harus diberikan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dari smartphone. Alat ini juga mampu memberikan informasi kapan waktu terbaik untuk menanam jenis tanaman tertentu dan kapan waktu panen terbaik agar efektifitas dan efisiensi kinerja petani menjadi maksimal. Fitur ini merupakan hal yang sangat dalam sebuah environment IoT (Internet Of Things) mengingat sebuah environment IoT (Internet Of Things) haruslah mampu provide knowledge, increasing revenue stream, dan provide valuable data untuk pengguna.
Hernawan menceritakan bahwa “Kami tidak menyangka dan jauh di luar dugaan kami bisa menjadi juara satu mengingat kami bukan berasal dari disiplin ilmu tanah dan hampir semua kompetitor berasal dari disiplin ilmu tanah. Kami juga sempat kesulitan ketika dewan juri menanyakan terkait karakteristik dan jenis-jenis tanah, tetapi dengan inovasi dan teknologi yang kami tawarkan beserta kerja keras, doa dan optimisme kami percaya bahwa alat yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi dunia pertanahan dan pertanian”. (hernawan/mus)