SEMINAR NASIONAL Hologram & Augmented Reality HIMANIKA FT UNY 2015

Himpunan Mahasiswa Elektronika dan Informatika (HIMANIKA) FT UNY menyelenggarakan Seminar Nasional Hologram & Augmented Reality dengan tema “Transform Our World with Hologram & Augmented Reality Technology” pada Sabtu (13/06/2015) di gedung KPLT Lt3 FT UNY. Seminar Nasional merupakan salah satu program kerja dari Departemen Penalaran HIMANIKA FT UNY yang bertujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan dalam bidang elektronika dan informatika. Bapak Drs. Wardan Suyanto, M.A., Ed.D. Selaku Wakil Rektor I UNY memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi acara Seminar Nasional yang dihadiri oleh 269 peserta dari berbagai daerah dan perguruan tinggi di Indonesia. Selain itu, hadir juga Bapak Dr. Moch. Alip, M.A. selaku Wakil Rektor II UNY dan Bapak Dr. Mochamad Bruri Triyono, M.Pd. selaku Dekan FT UNY serta beberapa perwakilan ORMAWA UNY.

Acara ini menghadirkan pembicara Senja Lazuardi Head of IT dari perusahaan AR & CO, yaitu perusahaan yang mengembangkan Aplikasi berbasis Augmented Reality terbesar se-Asia dan Erick Kurniawan yaitu MVP (Most Valuable Professional) Microsoft. MVP merupakan penghargaan dari Microsoft atas kontribusi besar dalam pemanfaatan teknologi Microsoft serta menyebarluaskan pengetahuan tentang teknologi tersebut kepada setiap orang dan komunitas.

Materi pertama dari Senja Lazuardi yang dipandu oleh moderator Hardika Dwi Hermawan mahasiswa PTI (Pendidikan Teknik Informatika) FT UNY angkatan 2011, menyampaikan materi tentang Augmented Reality atau yang disingkat dengan AR. Teknologi AR berbeda dengan VR (Virtual Reality), VR melakukan penggabungan objek dunia nyata ke dalam dunia digital/maya sedangkan AR adalah kebalikannya dari VR yaitu integrasi elemen-elemen digital yang ditambahkan  ke dalam dunia nyata secara realtime dan mengikuti keadaan lingkungan yang ada di dunia nyata.

AR sendiri telah dikembangkan sejak tahun 1957 oleh Morton Heilig, dengan alat bernama Sensorama yaitu simulator visual, getaran dan bau, hingga pada tahun 1999  seorang berkebangsaan Jepang bernama Hirokazu Kato mengembangkan Augmented Reality Toolkit dan hingga sekarang pengembangan AR telah sangat luas. Dalam mengembangkan AR sekarang diperlukan sebuah kamera sebagai interaksi, Processing Unit sebagai pengenal dari objek yang ditangkap kamera, serta monitor untuk melihat hasil atau outputnya.

Beberapa metode dalam mengembangkan aplikasi AR adalah Marker Based Tracking, Face Tracking, 3D Object Tracking, Motion Tracking, Depth Preception Tracking dan GPS Based Tracking. Metode-metode dalam pengembangan aplikasi AR ini ditunjukkan dengan melakukan demo langsung kepada peserta Seminar Nasional, misalnya metode Face Tracking, peserta seminar diajak untuk mencoba langsung di depan kamera serta game race car dengan steernya dari logo Kompas di koran Kompas. Menurut Bapak Senja, Melakukan demo langsung adalah salah satu cara mengenalkan AR kepada masyarakat umum.

“mengenalkan AR kepada masyarakat di Indonesia merupakan PR kita, salah satu cara untuk mengenalkan AR adalah dengan melakukan demo langsung, karena tidak semua mengerti kalau hanya menjelaskannya secara teori” Ujar Head of IT dari perusahaan yang mendapatkan 1st Place Best Augmented Reality Campaign di Augmented World Expo’15, Silicon Valley, United State.

Kegunaan AR sangat banyak, misalnya dalam pembelajaran, membuat interaksi belajar menjadi lebih menyenangkan, dalam dunia kedokteran, dan simulasi perang dalam dunia militer, serta membantu pemasaran dalam mengenalkan produk secara interaktif. AR masih bisa berkembang lebih luas, sebelum mengakhiri materi beliau menampilkan video konsep AR pada masa depan.

Peserta Seminar Nasional sangat antusias dengan teknologi AR ini, banyak peserta yang bertanya, misalnya tentang bagaimana cara membangun StartUp berbasis AR. Bapak Senja menjelaskan bahwa untuk membangun StartUp diperlukan tim manajemen dan marketing serta programmer atau hanya dengan tim kreatif dan tim programmer. Lalu, beliau berkisah tentang perusahaan AR & CO yang mendapatkan penghargaan Top 40 Global Innovation company tahun 2013 ini berawal dari empat orang yang kini telah terdiri dari kurang lebih 200 orang dari berbagai tempat di Indonesia maupun di luar Indonesia.

Materi selanjutnya dari Bapak Erick Kurniawan yang dipandu oleh moderator Ali Abdul Wahid Wafi mahasiswa PTE (Pendidikan Teknik Elektronika) FT UNY angkatan 2012. Erick Kurniawan menjelaskan tentang Hologram dan menjelaskan teknologi yang masih sangat baru dari Microsoft yaitu Microsoft Hololens.

Microsoft Hololens merupakan komputer Holographic pertama yang dijalankan menggunakan sistem operasi Windows 10  yang untethered atau tidak tergantung dengan perangkat lain, dengan Microsoft Hololens pengguna dapat dengan real mengenali objek hologram. Untuk alatnya sendiri sampai saat ini belum ada di Indonesia sehingga pemateri tidak bisa mendemokan secara langsung, melainkan melalui video-video tentang Microsoft Hololens.

Fitur dari Microsoft Hololens yang membuat pengguna dapat melihat langsung dan mendengar dunia hologram disekitar adalah sensor dan HPU (Holographic Processing Unit), dengan adanya HPU ini membuat proses banyak data dari sensor baik itu suara, gesture, dan tatapan secara realtime, Microsoft Hololens dapat digunakan tanpa kabel, sehingga seseorang dapat dengan flexible berjalan dan melihat dunia hologram disekitarnya.

Windows 10 merupakan platform yang mendukung untuk mengembangkan aplikasi hologram dan Windows 10 menyediakan API (Application Programming Interface) yang dapat mengenali gesture dan lingkungan sekitar, dengan Windows 10 seseorang dapat mengembangkan aplikasi hologram. Windows 10 memperkenalkan aplikasi bernama Windows Universal Apps dimana satu aplikasi dapat dijalankan di berbagai devices termasuk Microsoft Hololens. Untuk mengembangkan Aplikasi ini dapat menggunakan IDE Visual Studio Community yang bisa didapatkan secara gratis oleh developer. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak mencoba untuk mengembangkannya.

“ini adalah kesempatan kalian untuk mengembangkan aplikasi ini, karena teknologi ini masih sangat baru” Ujar penulis beberapa buku IT dan Dosen UKDW tersebut.

Kegunaan Microsoft Hololens dalam pembelajaran misalnya membuat belajar semakin interaktif, kemudian dalam dunia kedokteran dapat mengenali anatomi tubuh dan berinteraksi dengan tubuh tersebut misalnya memisahkan organ-organ untuk dapat dicermati lebih jelas, dan dalam dunia Arsitektur, bagaimana dengan mudahnya membuat market 3D dan bisa dicermati dengan lebih jelas bagian-bagian didalamnya dengan berinteraksi langsung terhadap hologram tersebut. Dalam presentasinya ditampilkan juga video-video tentang penerapan bagaimana Microsoft Hololens kedepannya.

Peserta Seminar Nasional sangat antusias dengan materi yang disampaikan, beberapa pertanyaan muncul, misalnya tentang perbedaan antara AR dan Hologram itu sendiri.

“Menurut saya, Hologram itu masih bagian dari AR, namun bedanya, Hologram dapat di pin (diletakan) ditempat tertentu” Ujar Pembicara Erick Kurniawan.

Acara diakhiri dengan penampilan dua komika dari komunitas Stand Up Comedy UNY serta pembagian Doorprize dari sponsor dan Smartphone. Menurut salah satu peserta Seminar Nasional, acara Seminar Nasional tahun ini menarik.

“Acaranya sangat menarik, pembicaranya juga menarik dan sangat menginspirasi sekali terutama dibidang IT, cara penyampaian materinya yang tidak membosankan dengan adanya demo dari apa yang sedang dibahas, lebih jelas tidak hanya sekedar teori, tapi juga dibuktikan secara langsung sehingga lebih menginspirasi mahasiswa yang hadir.” Ujar Yufita Chania penerima Doorprize smartphone, Mahasiswa Atma Jaya Yogyakarta. (afr)